Adobe adalah salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia, terkenal dengan produk seperti Photoshop, Illustrator, dan Premiere Pro. Produk-produk ini telah menjadi standar industri di kalangan desainer, fotografer, dan editor video.

Namun, baru-baru ini, kebijakan baru Adobe terkait penggunaan AI dalam produk mereka telah memicu kontroversi besar di kalangan pengguna. Kebijakan baru Adobe ini berkaitan dengan penggunaan karya pengguna untuk melatih model AI mereka, yang menimbulkan kekhawatiran serius tentang hak cipta dan privasi di kalangan profesional kreatif.

AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan komputer untuk belajar dan membuat keputusan berdasarkan data. Dalam industri kreatif, AI digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengeditan gambar otomatis dan pembuatan karya seni generatif.

Namun, penting untuk dipahami bahwa AI membutuhkan sumber data yang besar dan beragam untuk “belajar” dan “berlatih”. Proses ini, yang dikenal sebagai machine learning, melibatkan analisis dan pemrosesan sejumlah besar contoh untuk mengidentifikasi pola dan membuat prediksi atau keputusan. Dalam konteks desain dan seni visual, ini berarti AI perlu diekspos pada banyak karya seni dan desain untuk memahami gaya, teknik, dan elemen visual yang berbeda.

I. Kebijakan Baru Adobe

Kebijakan Baru Adobe

Pada awal Juni 2024, Adobe memperbarui Terms of Service (ToS) mereka, yang mencakup ketentuan baru mengenai penggunaan konten pengguna untuk melatih model AI mereka. Perubahan ini diberlakukan pada minggu pertama Juni 2024. Menurut ToS baru, Adobe memiliki hak untuk mengakses, menggunakan, dan mendistribusikan konten pengguna untuk meningkatkan layanan dan perangkat lunak mereka.

Kutipan ToS:

“Section 2.2 states that Adobe may use techniques such as machine learning to analyze user content to improve its services and software.”

Pernyataan ini, meskipun terdengar teknis dan mungkin tidak berbahaya bagi sebagian orang, memiliki implikasi yang jauh lebih luas dari yang terlihat sekilas. Ini membuka pintu bagi Adobe untuk menggunakan karya kreatif pengguna – yang mungkin mencakup desain rahasia, proyek klien yang belum dirilis, atau karya pribadi – sebagai data pelatihan untuk sistem AI mereka.

II. Kontroversi dan Kekhawatiran Desainer

Kebijakan Baru Adobe

Banyak desainer khawatir bahwa kebijakan baru ini mengancam privasi dan hak cipta mereka. Mereka merasa bahwa Adobe dapat menggunakan karya mereka untuk melatih AI tanpa izin eksplisit, yang dapat mengurangi kontrol mereka atas karya asli mereka. Reaksi dari komunitas kreatif sangat negatif, dengan banyak desainer terkenal berbicara menentang kebijakan baru ini.

Wetterschneider, seorang desainer ternama yang telah bekerja dengan klien high-profile seperti DC Comics dan Nike, menyuarakan keprihatinannya dengan keras: “Jika Anda seorang profesional, bekerja dengan NDA, atau bekerja dengan file-file proprietary, sekarang adalah saatnya untuk membatalkan langganan Adobe. Adobe tidak bisa dipercaya.”

Pernyataan ini mencerminkan sentimen banyak profesional kreatif yang merasa dikhianati oleh perusahaan yang seharusnya mendukung dan melindungi karya mereka.

Duncan Jones, sutradara film terkenal, juga angkat bicara, mengungkapkan kekhawatirannya tentang implikasi kebijakan baru ini terhadap industri film: “Hey @Photoshop, apa kesepakatan baru yang Anda paksa kami tandatangani pagi ini? Kami sedang mengerjakan film dan Anda tidak tiba-tiba memiliki hak atas semua pekerjaan kami karena kami membayar untuk menggunakan Photoshop.”

Pernyataan Jones menyoroti kekhawatiran bahwa kebijakan baru ini bisa memiliki dampak yang jauh melampaui desainer individual, potensial mempengaruhi seluruh proyek dan tim kreatif.

Untuk memahami seberapa problematis kebijakan baru ini, kita bisa menggunakan analogi dari seorang anonymous designer berikut: “Bayangkan sebuah pabrik pensil tiba-tiba mengklaim memiliki hak atas semua tulisan yang Anda buat hanya karena Anda menggunakan pensil mereka. Inilah esensi dari apa yang Adobe lakukan dengan kebijakan baru mereka.”

III. Respon dan Klarifikasi dari Adobe

Kebijakan Baru Adobe

Adobe merespon kritik ini dengan mengeluarkan pernyataan resmi yang menjelaskan bahwa mereka tidak akan menggunakan konten pengguna untuk melatih AI tanpa izin. Mereka juga berjanji untuk memperbaiki bahasa dalam ToS mereka agar lebih jelas dan memberikan contoh konkret untuk membantu pengguna memahami tujuan kebijakan ini. Adobe menekankan bahwa mereka hanya menggunakan gambar dari Adobe Stock untuk melatih AI.

ToS Baru (Update):

“Your content is yours and will never be used to train any generative AI tool.”

Selain itu, Adobe mengambil langkah lebih jauh dengan mengizinkan pengguna untuk memilih keluar (opt-out) dari program peningkatan produk mereka. Mereka juga menegaskan bahwa mereka tidak akan memindai data yang disimpan secara lokal di perangkat pengguna.

IV. Alternatif bagi Para Desainer

Kebijakan Baru Adobe

Kontroversi seputar kebijakan baru Adobe telah mendorong banyak desainer dan editor video untuk mempertimbangkan beralih ke software alternatif yang tidak memiliki kebijakan serupa terkait penggunaan konten pengguna. Berikut adalah beberapa alternatif populer untuk berbagai produk Adobe, baik untuk pengolahan gambar maupun video:

1. Alternatif Adobe Illustrator

Affinity Designer: Dengan harga $54.99 untuk lisensi seumur hidup (versi 2.5.3, Juni 2024), Affinity Designer menawarkan fitur-fitur canggih, kecepatan tinggi, dan kemampuan menangani file besar. Cocok untuk desain vektor dan ilustrasi digital.

Inkscape: Alternatif gratis dan open-source yang menawarkan fitur-fitur vektor yang kuat. Versi terbaru (1.3.2, November 2023) terus meningkatkan kinerja dan antarmuka pengguna.

2. Alternatif Adobe Photoshop

GIMP (GNU Image Manipulation Program): Software gratis dan open-source dengan fitur yang hampir setara Photoshop. Versi terbaru (2.10.38, Mei 2024) menawarkan peningkatan stabilitas dan kompatibilitas plugin.

Affinity Photo: Dengan harga $54.99 untuk lisensi seumur hidup (versi 2.5.3, Juni 2024), menawarkan editing foto profesional dengan antarmuka yang lebih ramah pengguna dibanding GIMP.

3. Alternatif Adobe InDesign

Scribus: Alternatif gratis dan open-source untuk desktop publishing. Versi terbaru (1.6.2, Juni 2024) menawarkan peningkatan dalam penanganan font dan ekspor PDF.

Affinity Publisher: Harga $54.99 untuk lisensi seumur hidup (versi 2.5.3, Juni 2024), menawarkan fitur layout profesional dengan integrasi sempurna dengan Affinity Designer dan Photo.

4. Alternatif Adobe Premiere Pro (Video Editing)

DaVinci Resolve: Tersedia dalam versi gratis dengan fitur lengkap, serta versi Studio seharga $295 untuk fitur tambahan. Versi terbaru (19.0, April 2024) menawarkan peningkatan dalam editing multi-cam dan efek visual.

Kdenlive: Alternatif video editing gratis dan open-source. Versi terbaru (24.05.0, Mei 2024) menawarkan peningkatan stabilitas dan dukungan untuk format video terbaru.

5. Alternatif Adobe After Effects

Blender: Meskipun dikenal untuk 3D, Blender (gratis dan open-source) juga memiliki fitur compositing dan VFX yang kuat. Versi terbaru (4.2.0, Februari 2024) meningkatkan kinerja rendering dan antarmuka pengguna.

Natron: Software compositing open-source yang gratis, mirip dengan After Effects dalam beberapa aspek. Versi stabil terbaru (2.5.0, November 2022) menawarkan peningkatan stabilitas.

Penting untuk dicatat bahwa kebijakan baru Adobe memang berlaku untuk seluruh rangkaian produk mereka, termasuk software video editing seperti Premiere Pro dan After Effects. Oleh karena itu, banyak profesional video juga mencari alternatif untuk melindungi karya mereka.

Meskipun beralih ke software baru mungkin memerlukan waktu adaptasi, banyak desainer dan editor video merasa bahwa keamanan dan kontrol atas karya mereka lebih dari sekedar mengimbangi ketidaknyamanan sementara ini.

Selain itu, banyak dari alternatif ini menawarkan model harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan langganan Adobe Creative Cloud, yang bisa menjadi pertimbangan tambahan bagi profesional kreatif yang ingin menghindari dampak dari kebijakan baru Adobe.

V. Dampak Jangka Panjang pada Industri Kreatif

Kebijakan Baru Adobe

Kebijakan baru Adobe ini berpotensi mengubah lanskap industri kreatif secara signifikan. Dalam jangka pendek, kita mungkin akan melihat eksodus besar-besaran dari ekosistem Adobe, dengan banyak desainer beralih ke alternatif yang mereka anggap lebih menghormati hak dan privasi mereka.

Namun, dampak jangka panjangnya bisa jauh lebih mendalam. Insiden ini telah membuka diskusi yang lebih luas tentang peran AI dalam industri kreatif, serta tentang hak dan tanggung jawab perusahaan teknologi terhadap pengguna mereka. Ke depannya, kita mungkin akan melihat peningkatan kesadaran dan tuntutan dari komunitas kreatif untuk transparansi yang lebih besar dan kontrol yang lebih ketat atas bagaimana karya mereka digunakan.

Selain itu, kontroversi ini dapat mendorong inovasi lebih lanjut dalam industri perangkat lunak kreatif. Perusahaan-perusahaan yang dapat menawarkan alat yang kuat sambil menghormati privasi dan hak cipta pengguna mungkin akan melihat peningkatan pangsa pasar yang signifikan.

VI. Kesimpulan

Kebijakan baru Adobe telah menjadi katalis untuk diskusi penting tentang etika, privasi, dan hak cipta di era AI. Insiden ini menunjukkan bahwa bahkan perusahaan terkemuka seperti Adobe tidak kebal dari kesalahan dalam navigasi lanskap teknologi yang berubah dengan cepat.

Bagi para desainer dan profesional kreatif, ini adalah pengingat akan pentingnya memahami ToS dari alat yang mereka gunakan dan untuk selalu waspada dalam melindungi karya mereka. Ini juga menekankan nilai dari memiliki alternatif dan tidak terlalu bergantung pada satu ekosistem perangkat lunak.

Untuk industri secara keseluruhan, kontroversi ini mungkin menjadi titik balik dalam bagaimana perusahaan teknologi mendekati pengembangan AI dan penggunaan data pengguna. Ke depannya, kita mungkin akan melihat standar yang lebih tinggi untuk transparansi dan perlindungan pengguna.

Pada akhirnya, keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan hak pengguna akan terus menjadi tantangan yang berkelanjutan. Namun, dengan dialog terbuka dan kolaborasi antara perusahaan teknologi, profesional kreatif, dan pembuat kebijakan, ada harapan untuk mencapai solusi yang menguntungkan semua pihak.


Referensi

  • Engadget. (2024). Adobe is updating its terms of service following a backlash over recent changes. Retrieved from Engadget.
  • AppleInsider. (2024). Adobe’s new terms of service unacceptably gives them access to all of your projects for free. Retrieved from AppleInsider.
  • Bloomberg Law. (2024). Adobe responds to AI fears with plans for updated legal terms. Retrieved from Bloomberg Law.
  • TechRadar. (2024). Adobe users are furious about the company’s terms of service change to help it train AI. Retrieved from TechRadar.
  • Above the Law. (2024). Adobe will update terms of service agreement after customers who actually read that long document express concerns about AI and privacy. Retrieved from Above the Law.
  • LinkedIn. (2024). Adobe has changed its terms of service to help train AI. Retrieved from LinkedIn.
  • Petapixel. (2024). Adobe’s terms of use controversy provided an opportunity to improve. Retrieved from Petapixel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *